Langsung ke konten utama

Indonesia diambang krisis ekonomi lagi?

krisis ekonomi
Saya pernah membaca tulisan seorang kaskuser yang kalau tidak salah tinggalnya di Jerman. Dia begitu membela kondisi ekonomi dibawah pemerintahan Jokowi yang menurut dia cukup baik dan berkembang. Saya heran aja, masih banyak orang yang membela membabi buta pemerintah, yang sebenarnya ini justru menjerumuskan bangsa Indonesia kedalam keterpurukan.

Kita memang harus mendukung pemerintah, namun dukungan yang diberikan tidaklah membabi buta. Yang baik kita akui baik dan berikan apresiasi. Seperti ketika ketika pemerintah melalui mantan menteri perdagangan (Rachmat Gobel) membatasi peredaran minuman beralkohol, kita apresiasi positif demi memperbaiki generasi bangsa. Yang tidak baik ya kita sampaikan meskipun pahit. Itu semua untuk kemajuan bersama bangsa Indonesia.

Sebagai orang awam, saya tidak tahu hitungan-hitungan njelimet yang dilakukan para ekonom sampai berkesimpulan ekonomi kita masih baik ataupun sebaliknya. Tentu, bagi saya simpel saja, harga-harga kebutuhan yang melambung tinggi, banyaknya perusahaan yang mem-PHK karyawannya karena terancam kebangkrutan, harga dolar yang terus naik dan indeks saham yang terus turun. Ini sudah cukup menjadi indikator kelesuan ekonomi Indonesia, ditambah hutang negara yang terus bertambah, makin suramlah kondisi ekonomi bangsa ini.


Reshufle kabinet pun tidak membuat pasar bergairah, bahkan harga saham banyak yang anjlok. Investasi saya dipasar modalpun melalui reksadana saat ini terus merugi. Kalau saya lihat, bikin lesu darah. Mau di redem rugi, ditahan bikin sakit hati.

Jadi ingat waktu kampanye, saat Prabowo mengatakan banyak anggaran kita yang bocor, capres dan pendukung capres sebelah mencibir dan mencaci maki. Tapi sekarang ini presiden mengakui sendiri banyak kebocoran sehingga program-programnya gak bisa jalan karena gak ada dananya dan harus ngutang lagi ke luar negeri. Sekarang kita bisa bedakan mana yang memahami adanya kebocoran anggaran dan mana yang (maaf) "otaknya bocor" sehingga bikin bocor kemana-mana.

Sudah seharusnya pemerintah Jokowi segera mengambil langkah strategis. Kalau saran ustadz Yusuf Mansur dalam twitternya, seluruh rakyat yang berjumlah 270 juta diminta serentak berdoa 3 kali sehari dan disiarkan seluruh televisi nasional selama 40 hari. Saran yang menarik tapi mustahil. Kenapa? Bukan tidak mempercayai kemampuan Allah mengabulkan doa, tapi ikhtiarnya yang mustahil. Semustahil pemerintah ini menurunkan dolar dan memperbaiki kondisi ekonomi dalam waktu dekat sesuai janji kampanye, tinggal panggil programer 2 minggu selesai.

Saya mau mengajak anda semua, disaat kondisi ekonomi seperti ini, ketika negara tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyatnya, satu-satunya cara adalah "kita yang menjamin kesejahteraan saudara-saudara kita." Saling menjamin, caranya bagaimana? Daftar Gojek sekeluarga! Eh bukan, perbanyak memberi kepada saudara kita yang lebih susah dari kita. Jangan ragu, lakukan saja. Punya duit 10 ribu, sisihkan 20% untuk kasih fakir miskin yang gak punya duit. Punya duit 1 juta, sisihkan 200 ribu, lihat orang tua, saudara, tetangga, orang-orang dijalan yang mungkin sedang kesulitan. Bantu ! Itu cara kita bertahan dalam kondisi ekonomi yang buruk ini. Semoga nasib Indonesia tidak lebih buruk dari Yunani.

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Hubungan BI Rate, The Fed, dan IHSG: Mengapa Penting untuk Diketahui?

(Gambar : Okezone Ekonomi) Kondisi ekonomi global dan domestik sangat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dua faktor utama yang sering menjadi sorotan para pelaku pasar adalah BI Rate (suku bunga acuan Bank Indonesia) dan kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan antara BI Rate, The Fed, dan IHSG? Mari kita bahas lebih lanjut. Apa Itu BI Rate dan The Fed? BI Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BI Rate menjadi acuan bagi suku bunga perbankan dan lembaga keuangan lainnya di Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap suku bunga kredit dan tabungan masyarakat. The Fed adalah bank sentral Amerika Serikat yang menetapkan suku bunga acuan atau yang dikenal sebagai "The Fed Rate." Kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak besar terhadap ekonomi global karena dolar AS merupakan mata uang cadangan dunia. Bagaimana Hubungan Antara BI Rate dan The...

Yang Penting Ikut Seleksi PPPK Dulu

Tadinya sih gak ingin ikut seleksi PPPK karena memang tidak ada formasinya sebagai tenaga administrasi sekolah (operator sekolah), tapi ada edaran dari Bu Kepala Dinas yang menginstruksikan kepada seluruh tenaga honornya agar mengikuti seleksi PPPK di bulan Desember tahun 2024. Karena ini merupakan tahap dari penghapusan tenaga honorer. Seperti kita semua tahu, pemerintah memang sudah menghapus tenaga honorer. Dan saya sebagai tenaga honorer di Kota Depok selama hampir 20 tahun pun dengan adanya Peraturan Walikota Nomor 81 Tahun 2021 telah berubah nama menjadi Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap (PKTT). Nah jadi di Kota Depok itu pegawainya ada PNS, PPPK dan PKTT. Nah para PKTT inilah yang diinstruksikan untuk mengikuti seleksi PPPK dengan tujuan apabila tidak mendapat formasi maka akan dijadikan PPPK paruh waktu. PPPK sendiri itu artinya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, ini merupakah bagian dari ASN juga tapi yang versi  lite -nya😅 Terus kalau PPPK itu ASN versi  lite,...