Langsung ke konten utama

Gimana sih cara ngitung skor PPDB Sekolah Dasar di Depok?

Zaman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) begini, banyak orang tua dagdigdug tentang nasib sekolah anaknya. Berharap bisa masuk ke sekolah negeri biar tidak tiap bulan ngeluarin uang SPP. Emang sih yang namanya sekolah itu tidak ada yang 100% gratis. Meskipun di sekolah negeri tetap ada uang yang dikeluarkan orang tua, setidaknya transport, uang saku, uang seragam, uang buku dan kebutuhan lainnya. namun setidaknya jika berahasil masuk ke sekolah negeri apalagi yang lokasinya dekat rumah, maka banyak penghematan yang bisa orang tua lakukan.

Kalau di SMP Negeri, ada yang namanya jalur reguler atau kadang orang menyebutkan jalur zonasi. Jalur ini adalah jalur yang paling banyak kuotanya. Di SD Negeri pun ada jalur reguler, jalur ini adalah jalur yang memperhitungkan antara usia dan zonasi.

Berbeda dengan SMP Negeri yang zonasinya ditarik garis lurus dari titik lokasi sekolah dengan titik lokasi alamat peserta didik berdasarkan Kartu Keluarga (KK) yang diterbitkan setidaknya satu sebelumnya. Maksudnya begini, kalau PPDB dilaksanakan bulan Juli tahun 2023, maka KK harus diterbitkan setidaknya 1 Juli 2022 kebelakang.

Nah bagaimana dengan di SD Negeri? Di SD Negeri khususnya di Kota Depok penghitungan skor zonasi bukan berdasarkan radius, tapi berdasarkan kesamaan dengan Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW dan RT dengan sekolah. Skor zonasi ini tambah dengan usia menjadi skor akhir yang kemudian masuk kedalam jurnal.
Supaya lebih jelas, saya coba uraikan ya...

Usia            Skor
> 7             7
6 thn 11 bln    6,11
6 thn 10 bln    6,10
6 thn 09 bln    6,09
6 thn 08 bln    6,08
6 thn 07 bln    6,07
6 thn 06 bln    6,06
6 thn 05 bln    6,05
6 thn 04 bln    6,04
6 thn 03 bln    6,03
6 thn 02 bln    6,02
6 thn 01 bln    6,01
6 thn 00 bln    6,00

Nah itu penskoran usia, sedangkan untuk penskoran zonasi wilayah bisa dilihat dalam daftar dibawah ini:

0,21 Satu RT dengan sekolah
0,18 Satu RW dengan sekolah
0,12 Satu Kelurahan dengan sekolah
0,06 Satu Kecamatan dengan sekolah
0,03 Satu Kota dengan sekolah
0,00 Luar Kota

Alamat berdasarkan KK yang diterbitkan satu tahun sebelumnya.

Contoh perhitungan:
Seorang calon peserta didik mendaftar dengan usia 6 tahun 5 bulan dan berdasarkan KK calon peserta didik tersebut bertempat tinggal satu kelurahan dengan sekolah dimana dia mendaftar. Maka skor jurnal yang diperoleh calon peserta didik tersebut adalah 6,05 + 0,12 = 6,17.

Skor 6,17 inilah yang kemudian masuk kedalam jurnal dan diranking.

Contoh lagi ya..
Seorang calon peserta didik berusia 6 tahun 11 bulan dan berdasarkan KK calon peserta didik tersebut bertempat tinggal satu Kota dengan sekolah dimana dia mendaftar. Artinya peserta didik tersebut berasal dari kecamatan diluar kecamatan sekolah tersebut. Maka skor jurnal yang diperolah calon peserta didik tersebut adalah 6,11 + 0,03 = 6,14.

Dari perbandingan dua perhitungan diatas, anak yang berusia 6 tahun 5 bulan lebih prioritas untuk di terima ketimbang yang berusia 6 tahun 11 bulan dikarenakan skor akhirnya lebih tinggi.

Ini yang banyak tidak dipahami orang tua calon peserta didik, kok anak saya 6 tahun 11 bulan tidak diterima sementara yang 6 tahun 5 bulan bisa diterima? Ya jawabannya berdasarkan hasil skor diatas.

Bagaimana jelas? Harusnya sih sudah jelas...

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Hubungan BI Rate, The Fed, dan IHSG: Mengapa Penting untuk Diketahui?

(Gambar : Okezone Ekonomi) Kondisi ekonomi global dan domestik sangat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dua faktor utama yang sering menjadi sorotan para pelaku pasar adalah BI Rate (suku bunga acuan Bank Indonesia) dan kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan antara BI Rate, The Fed, dan IHSG? Mari kita bahas lebih lanjut. Apa Itu BI Rate dan The Fed? BI Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BI Rate menjadi acuan bagi suku bunga perbankan dan lembaga keuangan lainnya di Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap suku bunga kredit dan tabungan masyarakat. The Fed adalah bank sentral Amerika Serikat yang menetapkan suku bunga acuan atau yang dikenal sebagai "The Fed Rate." Kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak besar terhadap ekonomi global karena dolar AS merupakan mata uang cadangan dunia. Bagaimana Hubungan Antara BI Rate dan The...

Yang Penting Ikut Seleksi PPPK Dulu

Tadinya sih gak ingin ikut seleksi PPPK karena memang tidak ada formasinya sebagai tenaga administrasi sekolah (operator sekolah), tapi ada edaran dari Bu Kepala Dinas yang menginstruksikan kepada seluruh tenaga honornya agar mengikuti seleksi PPPK di bulan Desember tahun 2024. Karena ini merupakan tahap dari penghapusan tenaga honorer. Seperti kita semua tahu, pemerintah memang sudah menghapus tenaga honorer. Dan saya sebagai tenaga honorer di Kota Depok selama hampir 20 tahun pun dengan adanya Peraturan Walikota Nomor 81 Tahun 2021 telah berubah nama menjadi Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap (PKTT). Nah jadi di Kota Depok itu pegawainya ada PNS, PPPK dan PKTT. Nah para PKTT inilah yang diinstruksikan untuk mengikuti seleksi PPPK dengan tujuan apabila tidak mendapat formasi maka akan dijadikan PPPK paruh waktu. PPPK sendiri itu artinya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, ini merupakah bagian dari ASN juga tapi yang versi  lite -nya😅 Terus kalau PPPK itu ASN versi  lite,...